Serba-Serbi Sudut Pandang Investor terhadap Market

Chart di bawah adalah chart IHSG selama setahun terakhir ini. Sedikit menyeramkan memang. Akan tetapi jangan salah. Chart yang sama ini akan terbaca secara berbeda oleh investor yang memiliki style investasi yang berbeda-beda. Maksudnya? Mari kita teruskan membaca artikel ini.




1. DCA-ers

Di mata DCA-ers, tidak ada bedanya market sedang atau turun. Investor jenis ini secara berkala akan memasukkan dana dalam jumlah tertentu untuk berinvestasi. Investor jenis ini biasanya paling tidak stres menghadapi market yang bergejolak seperti yang terlihat dari chart IHSG di atas.

Kelebihan:

  • Investor jenis memperkecil risiko masuk ke market pada saat yang tidak tepat. Market yang volatile bukanlah musuh baginya.
  • Dapat mencicil investasinya sehingga tidak terasa terlalu berat.

Kekurangan:

  • Jika market sedang "bagus-bagusnya" return investasinya tidak akan sekencang lari dari para one-time shooters. Biasanya pada kondisi market bullish, investor ini akan merasa ketinggalan kereta.
  • Pada market yang cenderung turun berkepanjangan, ada kemungkinan investor ini akan merasa sedikit stres karena investasinya tidak juga menghasilkan untung.

Saran:

  • Kunci kesuksesan investor jenis DCA-ers adalah disiplin, disiplin, dan disiplin. Tanpa kedisiplinan plan investasi akan semakin kacau.
  • Tingkatkan pelan-pelan jumlah yang Anda investasikan secara berkala. Peningkatan ini bisa dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.


2. One-Time Shooters

Investor penganut one-time shooters akan memasukkan dana investasinya satu kali sekaligus. Biasanya investor jenis ini secara sangat hati-hati mencari momen yang pas. Misalnya pada saat market sedang jatuh. Setelah berinvestasi, investor jenis ini biasanya tutup mata dan baru melihat hasil investasinya beberapa tahun ke depan.

Kelebihan:

  • Jika menaruh dananya pada saat yang tepat, investor one-time shooters akan memperoleh keuntungan yang besar.
  • Investor jenis ini cenderung diuntungkan pada saat market bullish, apalagi dalam jangka panjang.

Kekurangan:

  • Kesalahan timing dalam memasukkan dana investasinya seringkali akan mengakibatkan investor ini terpaksa harus memperpanjang horison investasinya Big grin Sebagai contoh, mungkin saja investor jenis ini merasa bahwa level IHSG di 1900-an pada bulan Agustus 2007 sudah cukup murah dan memutuskan untuk masuk. Tentu saja investor tersebut harus lebih bersabar karena sampai saat ini, IHSG sedang berada di 1400-an.
  • Market yang fluktuatif dan tidak begerak ke mana-mana cenderung kurang menguntungkan bagi investor ini.
  • Market yang turun berkepanjangan merupakan momok bagi investor jenis ini. Kadangkala kondisi tersebut dapat menyebabkan frustasi.

Saran:
  • Investor jenis ini harus memiliki horison investasi yang cukup panjang sehingga diharapkan investasinya akan membuahkan hasil. Saham cenderung naik untuk jangka panjang. Thanks to inflation :p
  • Karena horison investasi yang panjang, disarankan jangan terlalu banyak melihat perkembangan investasinya karena pada kondisi market yang buruk hanya akan menyebabkan ingin redeem :)


3. Market Timers a.k.a Traders

Biasanya investor jenis ini adalah tipe yang suka "berpetualang". Investor jenis ini bagaikan seorang surfer yang berusaha mengarungi ombak agar bisa maju. Risiko yang dihadapi memang besar namun potensi keuntungan yang bisa diharapkan juga besar.

Kelebihan:

  • Jika mampu masuk dan keluar di saat yang tepat, pola investasi ini dapat sangat menguntungkan. Sebagai contoh, pada chart IHSG di atas dapat dilihat bahwa market timers akan masuk atau keluar market sesuai dengan tanda panah hijau dan merah. Panah hijau menunjukkan waktu investor untuk masuk dan panah merah menunjukkan investor untuk keluar. Jangan ditanya dari mana saya mendapatkan panah hijau dan merah tersebut :)
  • Jika cukup "tangkas", investor ini dapat terhindar dari kerugian besar akibat penurunan market yang berkepanjangan.
  • Market yang fluktuatif adalah "sahabat" seorang market-timer. Semakin fluktuatif market, semakin besar potensi keuntungan yang dapat diraih.

  • Kekurangan:

    • Biasanya investor jenis ini harus bekerja lebih keras dengan membekali dirinya agar memiliki kemampuan analisa teknikal yang mumpuni. Kalau belum, jangan coba-coba menjadi market timers. Biayanya bisa menjadi sangat mahal :)
    • Jika terlalu sering keluar masuk market, biaya subscribe atau redeem akan semakin membesar.

    Saran:
    • Banyak-banyaklah mempelajari analisa teknikal agar menjadi lebih "lincah" bergerak.
    • Carilah RD yang fee subscribe dan redeemnya rendah.

    4. Investor Plin-Plan

    Investor plin-plan biasanya tidak memiliki pola investasi tertentu. Dia akan keluar masuk market secara acak baik dalam timingnya maupun jumlah investasinya. Ciri lainnya adalah inkonsistensi dalam mengikuti strategi investasi. Terkadang ingin mencoba DCA, namun kemudian tergoda untuk menjadi market timer. Padahal kedua style tersebut sangat bertolak belakang. Ujung-ujungnya malah buntung. Bukannya saya ingin menyudutkan investor jenis ini. Namun biasanya investor jenis ini yang paling bingung pada kondisi market yang buruk karena tidak memiliki dasar untuk mengambil keputusan. DCA-ers bukan, one-time shooter bukan, dan market timer juga bukan.

    Bagaimanapun juga, menjadi investor plin-plan juga sebuah pilihan. Mungkin jika sudah advanced bisa juga sesekali "ganti gaya". Tentu saja dengan tanpa melupakan segala konsekuensi dan risikonya. :)